Inovasi Hyperloop Untuk Masa Depan

 

Virgin Hyperloop completes first test run with passengers in Nevada. The system uses electric propulsion and electromagnetic levitation under near-vacuum conditions. Photograph: Virgin Hyperloop Handout/EPA

 

CATANFA.com/Teknologi – Virgin Hyperloop One merupakan perusahaan yang bermarkas di Los Angeles, California, Amerika yang memiliki tujuan untuk mengkomersilkan Hyperloops sebagai alat transportasi yang mampu mengirim penumpang atau kargo. Hyperloop One sebelumnya adalah perusahaan dari Hyperloop Technologies.

Pada bulan Agustus tahun 2013 Elon Musk pernah memperkenalkan dan dinamai olehnya meskipun ia tidak terlibat dengan Virgin Hyperloop One. Virgin Hyperloop One didirikan pada tahun 2014 dengan alasan ingin mewujudkan CEO Tesla dan SpaceX tentang transportasi futuristik dari kapsul yang melayang secara magnetis. Teknologi ini berjalan melalui tabung hampir tanpa udara dengan kecepatan hingga 760mph (1223 km/jam).

Kabar baik, pada hari Minggu, 8 November 2020 yang lalu telah di uji coba di jalur DevLoop, Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat. Dalam uji coba tersebut sangat ditunggu dan penting sebagai pencapaian penting bagi Virgin Hyperloop One.

 

 

Uji coba tersebut dilakukan pada lintasan tabung sepanjang 500 meter dan diameter 3.3 meter  dengan tekanan udara yang setara dengan ketinggian 200rb kaki atau 60.96km diatas permukaan lau. lalu kecepatan yang di raih adalah 100mph(160 Km/jam) dari 600 mph atau 965 kilometer (km) perjam yang pernah dijanjikan sebelumnya.

Hyperloop adalah sistem transportasi vakum super cepat yang diklaim bisa melaju setinggi 600 mph. Sistem transportasi ini menggunakan teknologi levitasi magnetik. levitasi magnetik bekerja dengan mengangkat sebuah beban diatasnya, karena kutup seperti mendorong kereta ke atas. Dan juga magnet mendorong kutub yang menolak dan mendorong kereta ke depan. Teknologi ini sudah digunakan pada kereta api sejak tahun 1970-an.

Melansir France 24, Virgin Hyperloop telah mengumpulkan dana lebih dari US$400 juta atau Rp 5,6 triliun. Sebagian besar dana berasal dari CEO perusahaan Richard Brandson dan perushaan logistik DP World yang dimiliki oleh pemerintah Dubai.

 

Penulis

Related Posts